Opportunity {•ishigami senku fanfic•}
"Meski Merkurius lebih dekat dengan matahari tetapi Venus memiliki temperatur yang lebih panas. Kok bisa begitu? Terdengar keren!" Tanya gadis itu antusias. Mata berbinar-binar kala mendengarkan ocehan dari anak laki-laki dengan sejuta pengetahuan itu.
"Venus bisa lebih panas karena tutupan awannya. Atmosfer Venus sekitar 100 kali lebih tebal dari Bumi. Atmosfer Venus tersusun dari 96 persen karbon dioksida, 3,4 persen nitrogen, 0,1-0,5 persen uap air, dan sisanya gas lain." Jawab laki-laki itu dengan senyuman miring yang terlukis di wajahnya.
"Kenapa lebih panas padahal ditutupi awan? Oh! Karena atmosfernya yang dominan karbon dioksida. Karbon dioksida itu salah satu gas rumah kaca. Benar kan?"
==============================
Dalam ilmu ekonomi, kita akan memahami konsep dasar ini, tentang bagaimana waktu dan usaha merupakan biaya. Dunia ini tidak ada yang gratis. Dunia ini adalah tempat dimana kita harus memilih dan mengorbankan pilihan, demi mencapai biaya peluang terkecil yang mampu kita relakan. Dunia ini tidak adil kepada orang, begitu pula pada Milyhya.
Semua rasa cintanya pada dunia luar angkasa adalah opportunity cost paling rendah yang mampu dibayarnya. Dunia adalah tempat untuk berlomba menjadi serasional mungkin.
Tetapi setelah cahaya hijau itu menyelimuti dunia, dunia mengalami reset. Pria yang sama yang menumbuhkan rasa cintanya pada dunia luar angkasa itu kembali memberikan opportunity padanya. Sebuah opportunity untuk mencintai dunia angkasa dengan bebas, dan kali ini dengan penuh keyakinan.
"Kau mendapat opportunity untuk mempelajari, menerapkan, dan mendalami sains semaumu. Opportunity untuk mencintai sains tanpa ragu."
--~--
'Adam Smith mengeluarkan buku The Wealth of Nation pada tahun 1776. Buku ini berkata bahwa perekonomian tidak akan mengalami masalah yang berkepanjangan dan berlarut-larut karena dia akan mampu diperbaiki dengan sendirinya. Seperti ada invisible hand yang terus menjaga kestabilan ekonomi, yang mana invisible hand itu tidak lain adalah mekanisme pasar. Dengan adanya mekanisme pasar, di teori ekonomi klasik dikatakan bahwa peranan pemerintah tidak begitu berguna.
Kemudian teori ini semakin berkembang dengan dukungan beberapa ahli yang mulai ikut mengutarakan pendapat seputar perekonomian, yang tentunya berlandaskan pada teori ekonomi klasik. Contohnya.. Sial aku lupa. Intinya nama belakangnya Say, mengutarakan sebuah teori yang disebut Say's law. Inti dari teori ini adalah setiap barang yang diproduksi pasti akan terserap oleh pasar. Supply make it own dema-'
Krak
Suara retakan terdengar di telinga gadis itu setelah sekian lamanya dia hanya mendengarkan suaranya sendiri yang terus mengulangi semua pengetahuan yang dia ketahui, yang akan menunjangnya pada perlombaan selanjutnya. Tetapi waktu sudah terasa berlalu sangat lama, dia tidak yakin seberapa lama waktu sudah berlalu, atau mungkin waktu tidak berlalu sama sekali.
Dia takut ternyata hanya dia sendiri yang terjerumus dalam kegelapan itu, tenggelam sendirian dan semuanya tetap berlangsung sama. Mungkin juga ini salah satu dari pikiran- tidak. Mimpi dimana dia tidak dapat keluar? Apapun itu, dia harus siap, menghadapi dunia lagi setelah dia tersadar dari dunianya sendiri ini. Dia sudah membayar biaya pendaftaran lombanya!
Tetapi hari ini, di saat dia hampir kehilangan kewarasannya, dia kembali merasa hidup. Angin menyapu pelan wajahnya, meyakinkannya untuk membuka matanya. Di depan matanya terhampar sang cakrawala, yang selalu memiliki hatinya. Penglihatannya kian mengabur karena tumpukan air pada permukaan matanya.
"Kekeke... Kau sebegitunya rindu pada pujaan hatimu? Bangunlah, mulai sekarang kerja rodimu sebagai budak labku akan dimulai lagi."
Suara itu. Suara yang sudah sangat lama tidak didengarnya. Suara yang tak lagi membangunkannya, hingga Dia tenggelam dalam mimpi buruk sendirian. Tetapi kini, suara itu menyelamatkannya seperti yang selalu diharapkannya.
Dia melirik ke asal suara itu kemudian mendapati teman lamanya tersenyum miring menatapnya.
"Hah?"
==============================
"Kekeke, setelah mendapatkan kaca, akhirnya aku bisa membangkitkanmu. Itu hanya akan menjadi sia-sia jika kau bahkan tidak bisa melihat seperti orang buta. Aku belum tahu seberapa besar penyembuhan yang dilakukan oleh proses pembatuan itu." Pemuda itu tersenyum arogan begitu akhirnya menemukan patung batu dengan wajah yang sangat dikenalnya. Dia sudah mencarinya sejak beberapa jam yang lalu, gadis yang resmi menjadi budak labnya semenjak dia memperkenalkan alam semesta kepada sang Gadis. Dia beruntung Taiju dulu memberi tahunya bahwa gadis ini akan mengikuti perlombaan di Hakone.
"Ya kan, Milyhya?"
Dia akhirnya menuangkan cairan percampuran antara asam nitrat dan alkohol ke atas kepala patung yang tergeletak di atas tanah itu. Cairan yang sudah sengaja dia sisihkan untuk pembantu lamanya. Senyuman puas terukir di wajahnya kala lapisan batu yang menutupi tubuh gadis itu mulai retak, entah mengapa dia merasa senang tidak kepalang. Mata sang gadis terbuka dengan cepat, menerawang ke langit lepas.
"Kekeke... Kau sebegitunya rindu pada pujaan hatimu? Bangunlah, mulai sekarang kerja rodimu sebagai budak labku akan dimulai lagi." Ujarnya begitu melihat mata indah sang Gadis mulai terlapisi air mata. Tentu saja sekarang dia sedang sangat gembira karena akhirnya dia mampu melihat si Biru yang sangat dicintainya.
"Hah?" Gadis itu duduk perlahan kemudian mengamati sekitarnya. Kebingungan terukir jelas di wajahnya.
"Yo, lama tak jumpa, Milyhya. Sudah hampir setengah tahu- tidak. Sudah lebih dari 3700 tahun kita tidak bertemu. Kekeke, sekarang adalah tahun 5739." Pria dengan manik merah itu menatapi sang Gadis, dia sedang merasa sangat puas saat ini. Teringat sesuatu, pemuda itu lalu mengeluarkan sebuah benda dari kantongnya dan menyodorkannya kepada gadis cantik itu. Benda itu lalu diterima oleh Manca dan dikenakan olehnya kacamata itu.
"Terakhir kali kau minus 4.50 dan 4.25. Tetapi aku yakin 10 miliar persen minusmu pasti sudah bertambah." Dia masih mengingat bagaimana sang Gadis mulai kesulitan melihat ke papan tulis di saat mereka berada pada semester kedua tahun ketiga Sekolah Menengah Pertama.
"Aku membuat lensa minus 5.00. Kau benar-benar setengah buta." Tambahnya tersenyum bangga dan menatap ke bawah. Gadis itu terus menatap ke bawah, tidak kunjung menyahutinya.
"Kenapa?"
"Ternyata waktu sungguh berjalan." Ujar sang gadis pada akhirnya dengan senyuman puas sambil menyeka air pada sudut matanya. Bahunya bergetar hebat saat dia mencoba menahan suara tangisan. Senku hanya tersenyum menatapi gadis itu, hal itu wajar.
"Kukira waktu tidak berjalan sama sekali." Gadis itu berdiri setelah berhasil menenangkan kembali pikirannya yang tadinya diluluh-lantakkan oleh keadaan asli di lapangan saat ini. Pemuda bersurai hijau itu cukup terkejut mendengar gadis itu mengira waktu tidak berjalan sama sekali. Cara berpikir serta hipotesis milik gadis itu memang selalu mengejutkannya.
"Cepat bergerak karena aku sangat membutuhkan budak lab saat ini." Ujar pria itu angkuh sambil memasukkan jari kelingkingnya ke dalam telinganya.
"Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu? Lagipula aku sudah tidak pernah masuk ke dalam lab lagi. Aku anak social science yang tampaknya tidak akan berguna di dalam lab tercintamu itu." Gadis itu perlahan berdiri lalu menatap wajah sang Ilmuwan. Sepertinya gadis itu menyadari retakan di wajahnya yang baru muncul sebagai bekas pembatuan.
"Bicara apa kau ini? Berapa kecepatan cahaya?"
"299.792.458 meter per sekon."
"Percepatan gravitasi?"
"9,80665 meter per sekon kuadrat?"
"Waktu rotasi bumi?"
"23 jam 56 menit 4,091 detik?" Gadis itu menjawab dengan perlahan tampak tersadar sesuatu.
"KEKEKEKE." Pemuda itu tertawa jahat. "Kau terus mengingatnya bukan? Semua hal tentang alam semesta ini yang menyenangkan?"
"Ikuti aku." Ujar pemuda itu lalu mulai berjalan mendahului gadis itu. Milyhya tentu hanya menurut. Di sepanjang jalan sang gadis cukup terkejut melihat patung-patung yang berserakan. Keduanya terus berjalan ditemani ocehan dari pria yang terbangun satu tahun lebih awal darinya itu, tentang Tsukasa dan tentang desa primitif itu.
"Dunia mengalami reset. Bila begitu kau bisa melakukan semua yang kau mau sekarang." Dia berbalik lalu menatap gadis itu.
"Kau mendapat opportunity untuk mempelajari, menerapkan, dan mendalami sains semaumu. Opportunity untuk mencintai sains tanpa ragu."
Dan kini Senku juga mendapatkan opportunity untuk meyakinkan sang Gadis.
==============================
©All the Dr stone's character in this fic belongs to Riichiro Inagaki & Boichi
Comments
Post a Comment